Namun seperti peribahasa tidak ada yang kekal di dunia ini, begitupun halnya dengan teknologi Informasi. Kebutuhan sekaligus obsesi untuk mendapatkan kecepatan akses data untuk beberapa fitur yang memiliki data yang besar, seperti video streaming, membuka era baru untuk kehadiran teknologi 4G.
Saat ini beberapa operator selular sedang mempersiapkan jaringan LTE (Longterm Evolution) sebagai pengusung teknologi 4G mereka. Di Indonesia saat ini ada Exel sebagai oprator ponsel lokal yang akan mengaplikasikan teknologi LTE pada tahun ini. Sedangkan di pihak vendor ponsel, ada Nokia, LG dan Samsung yang sudah merapatkan barisan dengan menyiapkan jaringan LTE sebagai layanan 4G yang diadopsi. Teknologi inpun semakin dekat dalam genggaman masyarakat global. Nokia sendiri akan memasarkan ponsel berbasis teknologi 4G ini pada 2010. Seakan tidak ingin tertinggal LG dan Samsung, dua vendor ponsel asal korea juga akan memamsarkan ponsel dengan teknologi yang sama pada tahun 2010.
Saat ini ada 3 kandidat pengusung teknologi 4G, yaitu Longterm Evolution (LTE), ultra mobile broadband (UMB) dan Wimax (Worldwide Interoperability for microwive access II. Namun dari ketiganya LTE adalah kandidate terkuat yang dipercaya akan memberikan keuntungan baik bagi operator maupun kepada pengguna.
Beberapa kelebihan diusung oleh teknologi 4G dengan jaringan LTE. Dibandingkan dengan teknologi 3.5G yang hanya memiliki kecepatan akses data 7.2 Mbps, maka 4G dapat memiliki kecepatan akses hingga 10 kalinya. Secara teori teknologi ini dapat menghasilkan kecepatan download hingga 100 Mbps. Sebagai gambaran video CD dengan rata-rata data sebesar 700 Mb dapat di download dengan waktu hanya 7 Menit. Operator selular Smart yang saat ini memberikan gratis akses data sebanyak 2 Gb per bulan akan habis dalam waktu 20 detik (dengan kapasitas download maksimum). Sungguh kecepatan yang fantastis.
Kelebihan lain yang dimiliki oleh teknologi 4G yang menggunakan jaringan LTE ini adalah dapat menghemat biaya pengeluaran bagi operator yang sudah memiliki jaringan 3G dan HSDPA, memiliki jaringan yang cukup luas dan layanan data broadband dalam skala besar. Berkaitan dengan hal yang disebut sebelumnya maka dari sisi pengguna atau konsumen adalah tarif yang akan lebih ekonomis. Namun layaknya tak ada gading yang tak retak, maka ada sedikit kekurangan juga pada teknologi LTE, yaitu perlunya lisensi frekuaensi mengingat LTE berjalan pada frekuensi 2.5 Ghz.
Jadi untuk kawan blogger yang memimpikan kebebasan dan kecepatan akses berselancar di dunia maya, harapannya akan terkabul. Tunggu tahun depan. Maju terus dan tetap berkarya untuk kita semua.
Keunggulan 4 G
Sampai saat ini belum jelas mengenai 4G itu sendiri. Orang-orang mengetahui apa yang bisa dilakukan dengan evolusi 3G, menuju HSDPA, IMS, UMA, LTE, dll dalam dunia GSM dan revisi variasi menuju teknologi EV-DO untuk CDMA 2000. Tapi jika melihat pada perbedaan yang sederhana, lihatlah pada apa yang bisa dilakukan oleh 3G, termasuk evolusi dari 3G-3,5G, 3,8G, 3,9G, dll. Tapi bila ingin membangun radio network komplit secara paralel (dengan harga jutaan dolar), itulah 4G. 4G membutuhkan handset yang baru. Seperti transisi dari 1G ke 2G, dan transisi dari 2G ke 3G, maka sama saja dari 3G ke 4G, kita akan lihat kekurangan handset 4G pada mulanya, dan permulaan itu tidak terdapat pada killer application dan handset 4G akan menjadi sangat berat, mahal, dengan kualitas baterai yang buruk. Tapi kemampuan untuk menyeimbangkan pada beberapa tahun ke depan menjadi prediksi seberapa besar pelanggan 3G akan migrasi ke 4G.
Dampak penggunaan 4G bagi negara atau masyarakat.
Implikasi apa yang akan dibawa oleh 4G? Dunia akan memiliki lebih banyak kapasitas. Kita akan bisa melihat tayangan televisi, download film dan lagu, dan bermain video games yang lebih kompleks dengan menggunakan 4G. Kita akan memiliki sedikit keterbatasan untuk melihat gambar-gambar 3D dalam dunia 4G. Teknologi 3D pertama dari laboratorium ke handset ril pada 2008 dan secara lebih intensif menuju kapasitas transmisi data, handset processor, dan kapasitas memori.
Sebelumnya harus diketahui, 4G membutuhkan spektrum baru. Tidak banyak spektrum yang tersedia dalam sebuah range spectrum yang sama secara internasional. Jadi, sekelompok pemerintah telah berusaha untuk setuju spektrum mana yang akan digarap untuk kemudian memindahkan transmisi yang sudah ada sebelumnya seperti televisi analog dan radio atau di area kepolisian, militer, radar pesawat terbang yang sudah diberikan spektrum oleh sebuah negara utuk membebaskan spektrum radio seluler untuk 4G.
Terdapat batasan yang sangat relevan, di mana terdapat kepadatan seluler yang dibutuhkan untuk menjaga kapasitas, tapi kita berusaha untuk mendapatkan angka penetrasi indoor. Jadi secara relatif, frekuensi radio yang dekat secara optimal dibutuhkan. Insinyur radio yang membicarakan batasan praktis antara 400 MHz dan 2,1 GHz untuk 4G dapat di-deploy.
Untuk 2G (GSM) frekuensinya berada pada 850-900 MHz atau 1,8-1,9 GHz dan 3G (WCDMA) pada 2,1 GHz. Oleh karena itu, masih dipertimbangkan oleh WRC mengenai frekuensi untuk alokasi 4G.
Efek dari hal ini berkaitan dengan harga lisensi. Akan terdapat banyak negara yang mempermasalahkan lisensi ini. Akan terlihat juga lisensi milyaran dolar seperti yang terjadi di negara-negara di Eropa. Hal ini berimplikasi terhadap bisnis telekomunikasi. Hal yang lebih menjadi kebutuhan universal berkaitan dengan spektrum radio. Jika teknologi radio baru dapat dijalankan pada basis radio, maka akan sangat mungkin dan mahal untuk mengganti jaringan 3G ke jaringan 4G, seperti menggunakan lokasi dan tower antenna yang sudah ada. Tapi jika radio based station membutuhkan tower lebih banyak, akan lebih mahal daripada biaya lisensi, di mana telekomunikasi harus menggapai ribuan lokasi baru utuk based station dan antena.